, 18 Maret 2016 - 00:00:00 WIB
HARAPAN NELAYAN PASCA PEMILU
Diposting oleh Admin KPU :
Kategori: Berita KPU Provinsi NTB - Dibaca: 1842 kali

Mataram-KPU NTB, Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu daerah yang memiliki kekayaan laut luar biasa. Disamping terkenal dengan pesona baharinya yang eksotis, NTB juga terkenal dengan hasil lautnya yang melimpah. Salah satu potensi laut yang membuat orang selalu mengunjungi NTB adalah dapat menikmati ikan hasil tangkapan nelayan, dan mereka bisa langsung menikmatinya sambil duduk di sepanjang pantai bersama keluarga.

Kawasan Pantai Tanjung Karang, merupakan lokasi yang banyak dikunjungi wisatawan lokal, nusantara hingga manca negara. Posisinya yang berdekatan dengan Taman Loang Balok (TLB), menjadikan daerah ini semakin menantang untuk didatangi. TLB merupakan obyek wisata budaya masyarakat Lombok yang cukup padat pengunjung. Tidak mengherankan jika lokasi ini banyak mendapat perhatian para investor untuk mengembangkan bisnisnya di lokasi ini.

Ditengah potensi luar biasanya, permasalahan klasik masyarakat nelayan yang juga merupakan pemilih marjinal tak pernah selesai. Terbatasnya alat penangkap ikan, merupakan hal yang selalu muncul ketika kita bersentuhan dengan mereka. Hal ini pula yang dirasakan oleh nelayan di Pantai Tanjung Karang. Untuk mengungkap pelbagai persoalan dan harapan mereka dari pemimpin politik hasil pemilu, Tim Humas KPU Provinsi NTB berkunjung dan melakukan wawancara dengan mereka. Berikut petikan wawancaranya.

Ada beberapa kali pemilu yang sudah kita laksanakan sejak reformasi hingga sekarang. Apakah Bapak masih ingat, kapan terakhir ikut memilih?

Ya betul, ada banyak pemilu di daerah ini setelah pak Soeharto turun. Saya juga lupa nama-namanya, tetapi seingat saya terakhir ikut mencoblos pada Desember tahun 2015. Pada waktu itu kita memilih WaliKota Mataram. Saya ikut juga memberikan suara di TPS.

Menurut Bapak, Apakah pemilu zaman ini lebih baik atau lebih buruk daripada zaman dahulu?

Kalau saya sebagai rakyat kecil merasakan lebih baik. Dulu kita tidak pernah memilih walikota, kadang kita juga tidak tau siapa walikota kita. Sekarang kita dilibatkan, dengan melihat fotonya dan ikut ke TPS memberikan suara, paling tidak kita bisa tahu mereka yang jadi pemimpin kita. Di samping itu banyak yang bisa ikut mendapatkan rezki, misalnya anak kami bisa jadi petugas di TPS itu. Paling tidak, istilahnya kami dimanusiakan gitu, daripada diam-diam sudah ada walikota yang tidak kami kenal.

Apa harapan Bapak dari Partai Politik atau Calon yang Bapak pilih waktu itu?

Kalau kami sebagai nelayan sederhana saja sebenarnya. Kami berharap pemimpin yang kami pilih siapapun yang menang, dapat memberikan kebutuhan kami sebagai nelayan. Misalnya kami kan punya kelompok-kelompok nelayan disini. Kami berharap orang-orang di DPRD atau Walikota itu bisa memberikan kami mesin motor untuk setiap kelompok. Kemudian kami diberikan jaring ikan, lampu petromak, dan syukur-syukur kami bisa diberikan bantuan beras untuk istri dan anak-anak kami di rumah. Kalau tidak salah kan ada beras miskin, ya kami berharap orang-orang seperti kami yang didahulukan. Karena bigini, pendapatan di laut tidak selalu ada setiap harinya. Nah kalau ada bantuan pemerintah kami bisa lebih lega dan tenang mencari ikan.

Apakah harapan itu sudah terpenuhi?

Ya itu masalahnya. Pada waktu mereka kampanye aduh janji mereka bagus-bagus. Tetapi setelah selesai pemilu ya janji itu hilang. Jadi boleh kami katakan harapan itu belum kami peroleh. Jadi kami merasakan ya kami hanya di geroh (digiring) ke TPS saja. Memang ada juga pembagian beras raskin walaupun hanya satu dua yang dapat, tetapi beras itu tidak layak dikonsumsi karena banyak kutunya. Kami juga dulu pernah ada yang dapat lampu petronik tapi jumlahnya hanya 3 sampai 4 buah saja. Sementara kami disini kan jumlahnya banyak. Kalau jaring nelayan atau mesin motor sama sekali kami tidak pernah dapatkan. Jadi dalam pemilu itu, kadang kami merasakan tidak mendapatkan apa-apa dari pemimpin-pemimpin kita setelah mereka berkuasa.

Apakah ada anggota DPRD atau Gubernur / Bupati / Walikota yang pernah berkunjung ke kampung Bapak?

Seingat kami mereka-mereka itu pernah datang tapi dulu waktu pemilu. Mereka datang untuk meminta dukungan atau suara saja, setelah pemilu mereka menghilang. Ya, kami berharap kepada pemimpin-pemimpin itu agar kami ini dikunjungi, didengar kebutuhan-kebutuhan masyarakat sekitar sini. Karena tidak mungkin masyarakat yang datang langsung ke kantor DPRD atau Walikota. Dan kami ini orang pinggir yang tidak memiliki kemampuan menyampaikan aspirasi. Syukurlah dengan Bapak dari KPU ini datang, kami bisa bercerita.

Apa harapan Bapak dari Anggota DPRD / Gubernur / Walikota yang ada sekarang?

Ya, namanya harapan bolehlah lebih banyak ya. Kami berharap agar beliau-beliau itu memperhatikan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan kami. Dulu kan mereka berjanji waktu kampanye, sekarang tinggal kami tunggu janji itu. Dan kami akan ingat terus janji-jani mereka. Jika sampai pemilu nanti mereka tidak menempati janji, ya kami akan memilih partai dan calon yang lain. Yang kami ketahui, dalam pemilu itu kita kan boleh memilih siapa saja, jadi boleh-boleh saja kami memilih partai dan calon lain pada pemilu yang akan datang. Namun demikian, jika kehidupan kami diperhatikan, kami berkeyakinan masyarakat disini sangat baik, pasti masyarakat akan memilih mereka kembali. Pemilu itu kan kontrak antara kami dengan pemimpin itu. Kalau mereka yang jadi pemimpin tidak memenuhi janji, wajar kalau kami harus memilih yang lain.

Apakah Bapak mengetahui nama-nama partai politik yang ada sekarang?

Tidak semua kami ingat ya karena banyak sekali. Tetapi ada yang kami ingat. Tetapi kami tidak pernah lagi lihat gambarnya setelah selesai pemilu. Dulu waktu mau pemilu, semua pohon di taruh bendera partai, semua jalan ada spanduk partai. Sekarang sepi sekali. Apalagi orang-orangnya yang mau datang, gambar partai saja kami tidak pernah lihat. Tapi coba nanti kalau mau pemilu, pasti ramai gambar partai dimana-mana.

Kalau boleh kami tau, berapa rata-rata penghasilan Bapak setiap bulan?

Wah kami tidak punya penghasilan tetap pak. Tergantung kondisi cuaca dan hasil tangkapan ikan. Kadang ada, tapi kadang juga tidak. Ya itulah kehidupan nelayan, tidak pernah menentu. Mungkin kalau dihitung-hitung tidak cukup untuk makan, tetapi kami usahakan cukup. Karena itu kadang-kadang kami juga kerja yang lain kalau ada yang meminta tenaga kami. Meskipun demikian, kami masih bersyukur, daripada tidak ada sama sekali. Prinsip kami adalah yang penting sehat dan bisa melaut, masalah rezki itu kita serahkan pada Allah SWT.

  • CATATAN EVALUASI PILKADA SERENTAK 2015
  • KEBIJAKAN KPU BERSIFAT OBYEKTIF DAN BERBASIS RISET
  • PILKADA SERENTAK LEBIH MEMUDAHKAN DAN EFISIEN
  • REVISI UU PILKADA: TNI POLRI BISA JADI CALON KEPALA DAERAH
  • KPU TAK MAU LAGI URUS ALAT PERAGA
0 Komentar :


Isi Komentar :
Nama :
Website :
Komentar
 
  (Masukkan 6 kode diatas)