, 18 November 2016 - 00:00:00 WIB
CIPTAKAN IMAGE LEMBAGA YANG BAIK, KEHUMASAN SANGATLAH PENTING BAGI KPU
Diposting oleh Admin KPU :
Kategori: Berita KPU Provinsi NTB - Dibaca: 2454 kali

Mataram, NTB - Menciptakan Image lembaga yang baik sangat penting bagi KPU saat ini. Image positif KPU sebagai sebuah lembaga harus terus dibangun dengan menerapkan kehumasan yang tepat. Image lembaga KPU harus dibangun dengan kaca mata publik. Demikian dikatakan oleh Ketua KPU Provinsi NTB Lalu Aksar Ansori ketika membuka Workshop Kehumasan/Jurnal KPU lingkup KPU provinsi dan KPU Kabupaten/Kota se NTB, Rabu (17/11)

Dijelaskannya, Lembaga KPU ini sebenarnya sangatlah baik kinerjanya tetapi image tersebut kurang terpublikasi dengan baik, sehingga publik hampir tidak mengetahui hal-hal baik dan bagus yang ada di KPU. Inilah yang menjadi masalah kita sekarang. "Kita kurang memberikan kesan yang baik kepada publik, tentang banyak hal positif yang telah mampu kita lakukan di lembaga penyelenggara Pemilu ini.

Image yang sering dan sampai sekarang selalu dipertanyakan oleh masyarakat kepada KPU adalah, apa pekerjaan KPU setelah Pemilu atau Pilkada. Artinya kehumasan KPU belum tuntas memberikan pemahaman dan kesan yang baik kepada publik mengenai tugas dan fungsi KPU. Padahal kerja KPU tidaklah melulu pada hari pemilihan Pemilu dan Pilkada saja. Kita sama-sama ketahui banyak sekali pekerjaan KPU Pasca Pilkada. Disinilah pentingnya kehumasan dalam mendukung kinerja Lembaga KPU.

Seorang Humas yang baik lanjut Lalu Aksar, yaitu sosok yang akrab dan dekat dengan publik maupun media, baik media cetak atau media elektronik sehingga mampu menampilkan diri dan memiliki relasi yang kuat dengan berbagai pihak di luar institusi. Artinya jikalau sebuah lembaga itu diragukan oleh publik, maka humaslah yang harus mampu meyakinkan publik secara masif. Seorang Humas haruslah memiliki tempat dalam masyarakat dan memiliki integritas sehingga menjadi modal untuk membangun hubungan yang baik dengan publik.

Di era digital sekarang ini, Image positif lembaga dapat dibentuk dengan beberapa faktor, salah satunya bagaimana menampilkan diri dalam masyarakat. Betapa hitam putihnya sebuah lembaga bukan hanya ditentukan oleh hukum, bukan juga ditentukan oleh orang per orang, melainkan juga oleh media yang ada, termasuk media sosial. KPU Provinsi NTB sadar betul tentang hal ini dan berusaha mengikuti trend dengan menciptakan image baik berupa pemberitaan positif lembaga melalui website, jurnal maupun media sosial.

KPU provinsi NTB berusaha menciptakan image positif itu melalui media sosial seperti Facebook, Intagram, Twittwer untuk menyapa dan berdialog dengan publik guna menciptakan ruang diskusi yang diinginkan oleh masyarakat, ungkap Aksar Karenanya Lalu Aksar mengapresiasi kinerja Komisioner KPU Kabupaten/Kota yang telah berkontribusi dalam bentuk tulisan di dalam jurnal KPU Provinsi NTB. "Dengan tulisan tersebut terjadi replikasi ilmu dan wawasan kepada orang lain yang membaca", kata Lalu Aksar.

Workshop Kehumasan dan Jurnal KPU ini juga menghadirkan narasumber yang berkompeten dan berpengalaman di bidang jurnalistik yakni Redaktur Pelaksana Lombok Post Zulhakim, S.E., M.I.Kom dan Photografer Profesional Lombok Post Irvan Mardiansyah.

Peserta workshop yang terdiri dari Komisioner KPU Kabupaten/Kota Divisi Sosialisasi dan staf humas dilatih menulis berita sesuai dengan kaidah jurnalistik serta teknik fotografi untuk pemberitaan.

Zulhakim menjelaskan dalam pembuatan berita harus menceritakan suatu kejadian atau peristiwa yang sedang hangat. Sebuah berita juga harus melaporkan informasi terkini tentang fakta atau pendapat yang penting bagi khalayak luas, "tidak boleh dilebihkan atau dikurangi" ungkap Zulhakim.

Ia juga menjelaskan dalam suatu berita harus mempunyai struktur 5W + 1H yakni what (apa yang terjadi), who (siapa yang terlibat dalam kejadian itu), when (kapan kejadian itu berlangsung), where (dimana tempat kejadian itu), why (kenapa sampai terjadi demikian), dan how (bagaimana kejadian itu berlangsung). Namun itu saja tidak cukup, tatapi masih perlu diperhatikan tiga hal lain diantaranya, latar belakang sebuah peristiwa; tafsiran untuk melengkapi informasi satu kejadian; dan warna berita seperti suasana dan atmosphere sehingga sebuah berita lebih hidup dan menarik dibaca, imbuh Zulhakim. Sementara itu Irvan Mardiansyah menjelaskan "di dalam sebuah berita akan menjadi menarik dan menggambarkan suasana yang terjadi, jika foto tersebut bagus dan mempunyai nilai seni yang tinggi. Sebuah foto mampu menginterpretasikan sebuah kejadian sehingga berita akan lebih berwarna dan diterima oleh nalar. Karenanya, untuk menghasilkan sebuah photo jurnalistik yang bagus, maka seorang Photografer harus memahami unsur-unsur dasar kamera photo. Memfoto sebuah obyek harus mengetahui prinsip kerja sebuah kamera seperti harus mengatur ISO (sensitifitas sensor kamera); shutter speed (kecapatan kamera mengcapture, dan apertur (bukaan diafragma sebuah kamera)", imbuh Irvan.

Salah seorang peserta workshop, Suherman yang sekaligus Komisioner KPU Kabupaten Dompu menyatakan workshop ini sangat baik untuk meningkatkan kemampuan anggota dengan aparat humas KPU dalam bidang penulisan berita dan photo jurnalistik. Ia berharap workshop ini dapat diagendakan secara rutin, dan waktu pelatihannya diperbanyak, agar peserta lebih mahir lagi dalam melahirkan karya jurnalistik.



0 Komentar :


Isi Komentar :
Nama :
Website :
Komentar
 
  (Masukkan 6 kode diatas)